Sabtu, 03 Oktober 2009

Hubungan Dalam Bahaya


Suatu malam aku tiba-tiba ditanya oleh sesuatu yang aku sendiri tidak dapat jelas mengetahui, siapa sebenarnya dia yang bertanya.
Apakah hatiku atau pikiranku sendiri.
Tiba-tiba pertanyaan itu terdengar sangat jelas :
"Apakah yang sedang kamu rasakan?"
Entah dari mana datangnya pertanyaan itu, sejenak aku terdiam lalu berkata dalam hati,
"Aku ngerasain bahaya dalam hubungan kita."

Tanpa harus ditanya, kemudian aku menjelaskan semua dalam hati.
Aku merasa tidak ada lagi ketenangan hati antara kita, anatara memiliki mu dan dimiliki oleh mu.
Aku tidak lagi berkhayal ingin mendapat tempat seperti istana yang semua serba ada dan tersedia, aku hanya ingin tempat dimana ketika aku sedang sendiri aku merasa tenang tanpa harus kesepian, ketika aku ditengah keramaian aku merasa aman dan tidak terganggu karena kamu yang menjaga ku.
Aku tidak ingin lagi bermimpi untuk menjadi yang terbaik dan yang terindah bagimu, aku hanya ingin kamu dapat menyebutkan sebuah nama ketika kamu diminta untuk menyebutkan seseorang yang tidak bisa kamu lupakan, yaitu nama ku.
Aku tidak ingin berlebihan memiliki mu, aku hanya ingin begitu aku membuka mata, seolah tertulis nama kamu di hadapan mata ku.
Aku tidak ingin serakah meminta penjaga yang selalu ada, aku hanya ingin ketika harus ada tangan-tangan yang harus ku genggam, kedua tangan mu lah yang ada di genggaman tangan ku.
Aku tidak berusaha untuk menjadi yang nomer satu di dalam hidup mu, aku hanya ingin menjadi pilihan mu ketika aku bukan satu-satunya wanita yang kamu pikirkan.
Aku tidak pernah menginginkan sesuatu yang tidak mungkin, hidup dengan mu selamanya, aku hanya ingin berapapun panjang usia mu, kamu habiskan dengan ku tanpa terlewat satu tahun pun hari jadi mu.
Aku tidak pernah berharap dilayani sampai menurunkan derajat mu sebagai belahan jiwaku, aku hanya ingin ketika aku membutuhkan mu, kamu selalu ada untuk ku.
Dan aku tidak perlu lagi menyebutkan ketenangan-ketenangan yang aku inginkan, karena aku yakin kamu pasti mengetahui apa yang aku ingini bahkan sampai yang belum pernah aku sebutkan sekedar di dalam hati.

Kemudian aku menjelaskan lagi dalam hati, "Aku ngerasain bahaya dalam hubungan kita."
Karena aku merasakan banyak kehilangan, walaupun hanya bagian dari perasaan ku.
Ketika aku rela membuang apapun yang tidak kamu sukai walaupun itu bagian dari perasaan ku, dan benar-benar hanya untuk mu, aku tidak tahu apakah disana kamu merasakan bahaya yang sama dalam hubungan kita?
Buatku tidak perlu ada tertawa terbahak-bahak jika setelah kita tertawa, tangan kita harus terpaksa menghapus air mata yang datang setelah tawa kita hilang.
Buatku tidak butuh pertemuan intensif 1x24 jam dalam seminggu jika setelah kita bertemu, kita saling kehilangan 1detik kesempatan kebersamaan kita karena saling tidak memberi kabar.
Buatku tidak butuh kata-kata seindah mutiara jika setelah kita berkata ada hati yang mesara tersakiti karena kebohongan sekecil debu yang tidak terlihat sama sekali tapi tidak mungkin tidak kita rasakan dalam hati.
Buatku sekarang, yang terpenting adalah bagaimana bahaya ini hilang hingga aku merasa tenang.



Teruntuk : Belahan Jiwa Ku, Lucky Adhi Nugroho. (Untuk hari-hari dan waktu yang tidak kita lewati berdua.)

"I Love You. Yes, I do."
Pinggir Jakarta Pusat, 1 September 2009

Tidak ada komentar: