Sabtu, 03 Oktober 2009

Tiba-tiba.


22 Juli 2009 jam 02:53 am

Setengah tiga, tiba-tiba terbangun..

Teringat tentang suatu hari ketika aku sedang tidak bersamanya. Ternyata, ketika dia lenyap dari hadapan ku, aku masih bisa mengingatnya tanpa satu gurat wajah terlewati. Darinya aku belajar sabar, belajar ikhlas, belajar untuk tidak lagi mengeluh, belajar menerima dan menilai diriku sendiri. Dari sekian banyak sakit hati yang pernah terasa karena dia manusia, masih lebih banyak lagi suka cita yang dia pupuk, ini baru pupuknya saja, coba bayangkan bagaimana pohonnya?

Aku tidak lupa bagaimana cara dia menatap, sungguh berwarna dan syarat dengan makna. Aku juga tida pernah lupa, bagaimana lisannya menjaga setiap ucapannya, selalu terliha, apa yang ingin dya katakan seperti sudah dya pelajari ribuan kali, sangat halus, menyentuh dan tidak mudah terlupakan. Bahkan untuk kesekian kali aku membaca pesan, gusar dada tidak berbeda rasanya, sama persis ketika aku petama kali membaca ucapan cinta darinya, sama seperti dahulu bahkan kali ini lebih dahsyat seperti tak lagi ada peredam yg bisa menyembunyika rasanya.

Tidak mesti semua orang ku beri tahu tentang ini, tapi aku yakin, tanpa ada yang memberi tahu pun, mereka akan tahu apa yang sedang ku rasa. Sayaaang, kali ini semua persendian tulang ku akan sadar apa arti sebuah sendi pada tulang di tubuh ini. Tanpa kamu, pergerakan ini sungguh sempit, tidak sempurna, kaku dan tidak dinamis. Sayaaang, semua menginginkan ilmu padi terpatri dalam dirinya, makin berisi dan makin merunduk, tapi semua itu aku lihat bukan sebagai ilmu padi, tapi ilmu yang kau tanamkan tapi kamu lupa untuk memberinya nama. Aku melihat sesuatu di dalam diri kamu yang harus selalu aku jaga sampai aku benar-benar tidak ada.

Kalau saja setiap orang bisa memilih mana ukuran yang ia ingin jadikan patokan, mungkin aku akan membuat ukuran itu sendiri, dan aku kan menjadikan kamu patokan-patokan dalam ukuran ku. Sayaaang, I LOVE YOU. Kata itu sepertinya tidak cukup kita ucapkan 1000 kali saja dalam setiap malam, aku ingin lebih dari angka seribu itu. Tapi, apalah arti sebuah kata jika tanpa kata-katapun kita mampu membaca cinta yang kita tanam sendiri bukan..?

Aku yakin, suatu ketika kita akan diberi waktu sebagai ajangng introspeksi diri, tapi hebatnya jika kita menyadari kekurangan kita setiap waktu, menegur dengan halus, memberikan penjelasan dengan ragam praktek pendewasaan kita, dan yang penting dengan jurus jitu saling menerima bahwa kita lah yang tebaik dari semua yang sudah tercipta. Bukan sayaaang, bukan maksud aku angkuh di depan khalayak yang sempurna, tapi karena aku yakin, kita akan menjadi sempurna jika kita selalu berjalan bersama..

I LOVE YOU, Lucky Adhi..

Semoga kelak apa yang kita ingin dan cita-citakan mampu terwujud dalam mimpi yang sempurna. Amiin :D

Tidak ada komentar: